Friday, April 15, 2005

Pujian tertinggi dariku

Priaku yang luar biasa,
memang terkadang aku rindu akan megah itu,
ricuh tentang aku yang banyak dilontarkan orang,
sedangkan darimu, sungguh kau sangat hemat pujian.

Tapi aku tahu, dan aku mensyukurinya,
bukan karna benar hubungan linier waktu dan kuantitas,
sungguh aku takkan pernah bosan dengan lafalmu,
apapun itu, kapanpun itu, bagaimanapun itu,
semua indah, karna berasal darimu.

Aku mensyukurinya karna kau,
tidak mematrikan baja pada telinga kanan dan kiri,
kau biarkan bara panas menjalar,
pelan-pelan hingga alirkan kesejukan,
dan cairkan kebekuan hati terdalam.

Aku dengan pujian tertinggi mampu berkata,
priaku tumbuh kembang denganku,
dan aku tak sekedar bahagiakanmu.

1 comment:

Eddi Kurnianto said...

Tiara adalah mahkota. Aurelia adalah dewi yang menjadi asal nama aurora, cahaya mempesona yang menghiasi sisi matahari. Bayangkan jika mahkota manikam dipendari cahaya aurora. Pendarannya akan menjadi pujian. Gemerlapnya akan membentuk kekaguman.

Tapi jangan terlena. Biarpun matamu memandang langit. Ingatlah, bukan langitmu yang terpenting, tapi bumimu...
Bumimu adalah ibumu, adalah pelindungmu, adalah dirimu.
Dan lautan, yang senantiasa menggenangimu dengan kegembiraan, dan anugerah yang melimpah. Peluklah bahkan hujan air mata yang ditawarkannya...

You obviously change... to be better girl we hope..........